Laman

Rabu, 15 Desember 2010

Sabar


Sabar adalah percaya bahwa sesuatu sedang berubah ke arah yang lebih baik, atau percaya bahwa proses yang kita inginkan sedang belangsung. Bahwa doa atau niat permintaan kita sedang diproses oleh komputer alam semesta milik Yang Mahatahu. Setelah optimal berikhtiar tidak ada yang bisa kita lakukan dan tidak ada yang perlu kita lakukan selain menanti dengan sabar.

Dengan begitu akan lebih mudah untuk kita bersikap sabar sehingga menimbulkan rasa nyaman di hati, tidak fokus pada masalah yang membuat ketidaknyamanan hati.

Dalam hal ini, sabar adalah turunan dari syukur. Hanya orang yang syukur yang bisa bersabar karena dia bisa merasakan kenikmatan di dalam hatinya; bahwa buah doanya sudah dia terima di dalam hati. Ibarat sedang memesan makanan di sebuah restoran yang ramai. Begitu kita menyampaikan pesanan dan membayar lalu mendapatkan tanda terima, saat itu kita sudah merasa senang, merasa sudah mendapatkan, hanya tinggal menanti pesanan kita diantar. Inilah esensi kesabaran.

Sabar berarti menanti mencairnya masalah pulang ke dunia kuantum, dan menanti terwujudnya solusi (doa dan harapan) dari dunia kuantum ke dunia nyata. Mereka yang ikhlas bisa bersabar karena otaknya sanggup memahami relativitas waktu. Di dalam pikiran sadar, pada gelombang otak Beta, waktu terasa sangat nyata. Sementara di hati yang ikhlas, di gelombang otak Alfa misalnya, waktu relatif tidak terasa. Karena sanggup merasakan bahwa waktu adalah milik Tuhan, akhirnya orang yang ikhlas tidak kuasa memaksakan kehendaknya dan mampu bersabar dengan tenang.

Namun, sabar bukan berarti kita hanya duduk diam sambil terus-menerus memikirkan kapan pesanan kita akan datang. Kita harus tetap aktif berikhtiar dan fokus menjalankan aktivitas kita sehari-hari seperti biasanya. Rencana-rencana yang sudah kita buat tetap kita jalankan sebagaimana mestinya dengan memerhatikan kelekatan nafsu yang justru memunculkan energi yang menghalangi terjadinya hal yang sangat kita harapkan.

Barangkali Anda pernah mengalaminya ketika menanti pembayaran, atau mengharapkan panggilan telepn dari seseorang atau berharap agar sifat seseorang berubah. Ketika sangat diharapkan, pembayaran itu malah seringkali terlambat, dan orang yang berjanji menelpon mungkin malah lupa tidak sempat menelpon karena tiba-tiba memiliki banyak kesibukan, dan sifat orang yang ingn kita ubah malah semakin menjengkelkan dan menjadi-jadi. Namun, begitu kita berhenti berharap karena hati ikhlas dan disibukkan oleh rencana-recana yang lain, tiba-tiba saja segala yang pernah kita inginkan berdatangan begitu saja. Seolah tanpa diundang.

Alam semesta kuantum ibarat sebuah mesin besar yang memproses niat-niat Anda. Apa pun yang kita minta secara langsung maupun tidak langsung, akan kita dapatkan pada waktunya. Tapi sebagaimana seorang petani yang menebar benih, Anda juga harus mengerti bahwa dibutuhkan waktu yang berbeda-beda bagi setiap jenis benih untuk tumbuh, menjadi besar, dan buahnya siap untuk dipanen.

Jadi, apa pun yang Anda inginkan, setelah 100% berikhtiar, serahkan saja hal itu sepenuhnya kepada Tuhan. Ikhlaskan sedemikian rupa sampai Anda tidak mengingat lagi (terlupa) akan aap yang pernah Anda minta karena merasa sudah mendapatkan. Jika Anda masih terus mengingat apa yang Anda minta, berarti Anda belum betul-betul lepas menyerahkannya. Anda akan mudah mendapatkannya setelah Anda berhenti memikirkannya. Ikhlas.

Tidak ada komentar: